EMBUN DIHUJUNG MALAM.
Hadir diri mu bagai embun dihujung malam
Singgah pada kelopak dedaun layu
Membentuk danau kecil pada harum si bunga
Bila dinihari melambai
Pergi mu tanpa sedar
Yang tertinggal hanyalah kesan dari kehadiran
Umpama semilir pagi mengulit tubuh
Hilang diganti bahang mentari
Yang sengsara adalah hati yang merasa
Yang merana adalah mata yang melihat sendiri
Yang derita adalah jiwa yang jadi perindu buta
Sekalipun diketahui
Esok bakal ada lagi
(titis-titis embun jernih)
Tapi bezanya adalah tidak serupa
Melainkan yang jernih itu suci.
KUDAT.SABAH
LAKARAN FITRAH INSANI.
Kadang-kadang bila sendiri begini
sering aku mengenang diri...
Alpakah aku pada kekuasaan ilahi
hingga sering kali
menuding jari pada takdir diri
yang tiada pernah temui jalan damai,
tusukan dari duri dugaan
seringnya menembus danau hati
lalu ketabahan dimamah tandus semangat...
Lupakah aku pada doa keramat
yang seharusnya dipohon
pada yang satu...yang esa itu
sekadar meminta 'Ya Rabbi
limpahi kalbu ini dengan nur dan rahmatMu'
agar anugerah itu
bisa membunuh kegersangan hati
tapi doa ku sekerat jalan
belum sempat ku asuh iman
dimusnah rapuh kesabaran...
Aku...sebenarnya gagal laksana usaha
yang sepatutnya merah pada tangan dan langkah
tapi diragut kejahilan akal fikiran
Atau aku sememangnya lemah...takut
tatkala berdepan dengan kegelapan
yang tercipta seiring waktu ujian
lalu tersadung kaki ini...terpijak duri lagi
pada jalan indah yang belum lagi terjamah
sedang ia sentiasa tersedia.
KUDAT.SABAH
Tiada ulasan:
Catat Ulasan